PMII Unwahas Bukan Ajang Penggaet Finansial
 oleh  lpm_unwahas@yahoo.co.id (LPM MENTENG) 

Selama ini, sebagian besar kegiatan yang dilakukan Pergerakan Mahasiswa Islam  Indonesia  (PMII) Komisariat Wahid Hasyim Semarang hampir tidak banyak menyedot dana organisasi baik anggota ataupun senior. Penanggulangan minimnya pendanaan dilakukan melalui bentuk kegiatan kerjasama  dengan organisasi intra kampus ataupun lembaga luar, kata Sadidi selaku Ketua PMII Komisariat Wahid Hasyim periode 2011/2012 dalam laporan pertanggungjawabannya, Sabtu (4/8).

“Masalah pendanaan ‘Insya Allah ‘ bisa diselesaikan. Terpenting, yang selama ini menjadi kendala di organisasi ini adalah kurang mudahnya menggerakkan massa. Itulah PR kita bersama.”
Pihaknya mengaku organisasi yang diembannya kadang mengalami kesulitan manajemen terutama  terkaitan masalah kepaniteraan. Salah satu peserta rapat  Alamul Taufik, mahasiswa fakultas teknik UNWAHAS semester IV menyanggahi, “Sudah menjadi kewajiban pengurus untuk melakukan pencatatan teknik beberapa kegiatan yang terlaksana secara ideal.” Pendapatya itu disampaikan terkait laporan pertanggungjawaban yang banyak ditemukan ketidakproporsionalan kegiatan antara rencana dan pelaksanaan termasuk juga   pendanaan antara debet dan kredit. 

Nur Rois (22) Sekretaris PMII Komisariat Wahid Hasyim periode 2011/2012 menjelaskan di sela forum laporan  pertanggungjawabannya, “Permasalahan penulisan itu memang masalah teknis yang kadang kurang kami perhatikan. Mengenai ketidakproporsinalan tertera pada  debet dan kredit   laporan pertanggungjawaban sebenarnya bukan masalah ketidakseimbangan “input” dan” output” ataupun adanya indikasi korupsi. Kami sengaja melakukan subsidi silang  melalui saldo  satu kegiatan  kepada kegiatan lain yang minim pendanaan. Itulah seni manajemen keuangan kami.”

Pemilihan ketua
Forum sempat terhenti sejenak saat pembahasan Bab III tentang  persyarat an ketua umum terkait perkataan dalam usulan Choirul Chabib yang mengindikasikan keapatisan anggota ataupun pengurus Rayon Sosial. Perkataan itu sempat mendapat tanggapan dari wakil ketua Rayon Sosial, Zakka Attoillah (20) sehingga mengakibatkan terjadi perdebatan kecil. Namun, Adib Ismail selaku pimpinan sidang atas kepiawaiannya mampu meyelesaikan debat kecil tersebut sehingga terjadi suasana yang cukup dramatis saat suasana puasa, bersalaman Choirul Khabib dan Zakka Attoillah di dalam forum.

Akhir acara  persidangan berlangsung alot, terjadinya Peninjauan Kembali (PK) persidangan  mengenai syarat calon ketua, apakah semua peserta memiliki “hak dipilih” yang terbebas dari batas minimal tingkat semester atau dihilangkannya  batas minimal semester. Tidak berlangsung sampai tiga puluh  menit, PK ditolak dengan keputusan syarat ketua umum minimal menduduki semester VI.  Alhasil, Rapat Tahunan Komisariat Wahid Hasyim itu terpilih  Kaswadi mahasiswa fakultas Agama Islam semester VI yang juga merupakan mantan ketua Rayon Agama periode 2010/2011  sebagai ketua umum Komisariat Wahid Hasyim periode 2012-2013 atas ketiga kandidat yang memperoleh lebih dari lima  suara, Adib Ismail, Mufti AJI Kurniawan.(enes/11* LPM MENTENG)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daun Kayu: Melepas Kepergianmu

KAMPUS BARU, TEMEN BARU, DAN KANTONG PUN BARU... KALAU HATI???

Penggemar Rahasia (Secret Admirer) bagai Katak dalam Inbox